Rabu, Mei 20, 2009

::Untuk Fajar 1::

Fajar keluar dan aku terbakar
halilintar tidak menyambar-nyambar
namun aku terlempar dan terdampar
terkapar di atas semak belukar

Hijau luas nan memukau
bersandingkan kota nan kacau
ke atas ku lihat silau
di hadapan kulihat engkau

Ku ingin menuju rumah
berdiri di atas tanah
jauh dari percikan darah
jauh dari tumpukan sampah

(Wednesday, Mei 20, 2009 at 11:59pm)

::Senja Nan Elok di Hari Rabu 2::

Suara ombak bergemuru halus,
Angin yang berhebus,
Bagai mendengar petikan gambus,
Menyejukkan kerongkongan yang haus..

Tak juga hilang ingatanku,
Kala jari-jari mu menyentuh ragaku,
Hendak terucap kata dari dalam kalbu,
Namun lidahku tertahan kaku..

Nyanyian sumbang memecahkan angan,
Berlalu kita tanpa hambatan,
Menyisiri pantai yang kian menawan,
Laksana gagak yang tertawan.


Sore itu menemaniku bermimpi,
Andai kubisa bermain kembang api,
Menunggu terbitnya matahari.
Melihatmu tetap berada disisi..

(Friday, May 15, 2009 at 6:47pm)

::Senja nan Elok di Hari Rabu::

Suara ombak yang bergemuruh halus
Iringi angin yang berhembus
Entah kemana tujuannya
Tak peduli dan tak ingin ku bertanya

Tak juga hilang dari ingatanku
Seluruh kata dan tawa
Semua di antara kita
Semua yang warnai sore itu

Petikan dawai gitar penyamun
Nyanyian sumbang yang mengalun
Merampok dengan cara yang santun
Mengganggu kita yang sedang melamun

Anak-anak kecil menjajakkan makanan
Anak-anak yang terlupakan
Selalu tertawa penuh harapan
Tapi sangat mengganggu kemesraan

Namun senja yang elok di sebelah barat
Ibarat selamat tinggal yang tersirat
Adzan Maghrib menutup hari
Berharap esok bertemu lagi

(Friday, May 15, 2009 at 6:25pm)